Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari Perancis
yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “perantara”. Pada abad pertengahan
istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek
produksi berskala besar. Sedangkan kewirausahaan secara lebih luas
didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan
menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial,
psikologi dan sosial yang menyertainya serta menerima balas jasa moneter dan
kepuasan pribadi. Didalam kewirausahaan, disepakati adanya tiga jenis perilaku,
yaitu memulai inisiatif, mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial
atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, dan
diterimanya resiko atau kegagalan. Menurut ahli ekonomi, wirausahawan adalah
orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi
lainnya menjadi lebih besar dari pada sebelumnya dan juga orang yang melakukan
perbahan, inovasi, dan cara-cara baru.
Para wirausahawan dunia
modern muncul pertama kali di Inggris pada masa revolusi industri pada akhir
abad kedelapan belas. Masa tersebut merupakanj era produksi dengan menggunakan
mesin yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt, mesin pemintal benang
oleh Richard Arkwright, dll. Orang-orang jenis ini sangat penting dalam
pembangunan perekonomian Inggris. Mereka menerapkan penemuan ilmu untuk tujuan
produksi dan berusaha mendapatkan peningkatan output industri yang sangat besar
melalui penggunaan teknologi baru. Para wirausahawan awal ini memiliki
karakteristik kesabaran dan tenaga yang tidak terbatas. Beberapa mempunyai uang
dan berasal bukan dari golongan bangsawan. Mereka muncul dari kelas menengah
bawah dan didorong oleh keinginan untuk mewujudkan impian dan gagasan inovatif
menjadi kenyataan. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan
organisasi-organisasi mereka. Mereka pada nilai kerja yang mereka lakukan,
mereka tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai tujuan pertama. Keberhasilan
memberi arti dan kebanggaan pada usaha yang mereka lakukan.
Wirausahawan revolusi industri
Inggris menunjukkan kunci penting dalam membangun kepribadian yaitu semangat
inovasi. Mereka terlibat dalam pengembangan penemuan untuk tujuan komersil dan
menerapkan penemuan ilmiah untuk tujuan produksi. Keberhasilan mereka membuktikan
adanya nilai dari pengerjaan sesuatu yang baru dan berguna atau mengerjakan
sesuatu yang lama dengan cara baru dan lebih baik. Didalam usahanya, mereka
menetapkan suatu nilai dasar yang harus diikuti oleh para wirausahawan bahwa
inovasi harus merupakan karakteristik utama dari usaha-usaha kewirausahawan.
Kreatifitas adalah hakekat dari tindakan-tindakan kewirausahawan. Joseph A. Schumpeter
memberi penekana pada konsep inovasi sebagai
kriteria yang membedakan perusahaan dari bentuk usaha lainnya. Mereka yang
memimpin wirausaha dinamakan wirausahawan. Schumpeter menyatakan bahwa tidak
ada orang yang menjadi wirausahawan sepanjang waktu, dimana seseorang
berperilaku sebagai wirausahawan hanya ketika melakukan suatu inovasi. Bahkan
jika wirausahawan tidak menanggung resiko dari segi finansial, mereka terlibat
dalam kegiatan-kegiatan yang menanggung resiko. Ketidakpastian ini mempengaruhi
lingkungan dimana mereka harus mencari dana. Mereka mendapati bahwa pencarian
modal ventura sangatlah sulit. Keuntungan kewirausahawan umumnya berasal dari
inovasi. Keuntungan tersebut bersifat sementara dan akan berkurang dengan
adanya persaingan. Ini berarti bahwa tidak ada perusahaan yang bisa bergantung
pada produk yang telah dihasilkan. Inovasi harus merupakan proses yang
berkesinambungan jika perusahaan ingin berumur panjang.
Sejarah kewirausahaan
menunjukkan bahwa wirausahawan mempunyai karakteristik umum serta berasal dari
kelas yang sama. Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari kelas
menengah dan menengah bawah. Dalam sejarah Amerika pada akhir
abad kesembilan belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata wirausahawan
adalah anak dari orang tua-orang tua yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin
dan tidak kaya. Schumpeter menulis bahwa wirausahawan tidak membentuk suatu
kelas sosial tetapi berasal dari semua kelas. Wirausahawan umumnya mempunyai
sifat yang sama mereka adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk
terlibat dalam petualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab
pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan
keinginan untuk berprestasi yang sangat tinggi. Geoffrey Crowther menambahkan
sikap optimis dan kepercayaan tehadap masa depan. Menurut McClelland,
karateristik wirausahawan adalah sebagai berikut:
1. Keinginan
Uutuk Berprestasi
Penggerak psikologis
utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang
biasanya diidentifikasikan sebagai n Ach.
Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang
yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan
tantangan bagi kompetensi individu.
2. Keinginan
untuk Bertanggung Jawab
Wirausahawan menginginkan
tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan
sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan
bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi, mereka akan
melakukannya secara kelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi
hasil-hasil.
3. Preferensi
kepada Resiko-resiko Menengah
Wirausahawan bukanlah
penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat
kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha
keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.
4. Persepsi
pada Kemungkinan Berhasil
Keyakinan pada kemampuan
untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang
penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika
semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri
mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.
5.
Rangsangan oleh Umpan Balik
Wirausahawan
ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik
atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi
dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6.
Aktivitas Enerjik
Wirausahawan
menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka
bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam
mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu.
Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang
mereka lakukan.
7.
Orientasi ke Masa Depan
Wirausahawan
melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi
kemungkinan yang terjadi jauh dimasa depan.
8.
Keterampilan dalam Pengorganisasian
Wirausahawan
menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai
tujuan. Mereka sangat obyektif dalam memilih individu-individu untuk tugas
tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa
dilakukan dengan efisien.
9.
Sikap terhadap Uang
Keuntungan
finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja
mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari tercapainya
tujuan dan sebagai pembuktian dari kompetensi mereka.
Peluang usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis
resiko, jika mereka yang ingin memulai bisnis baru bisa menilai tingkat n arc mereka, dimana mereka akan
mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil atau
mereka akan bisa menyimpulkan bahwa mereka hendaknya bekerja bagi orang lain.
Walaupun tidak ada cara yang diketahui untuk membuat penilaian tersebut dengan
setepat-tepatya, terdapat cara dimana individu-individu bisa menilai
kualifikasi untuk memulai dan mengelola bisnis baru agar berhasil.
Karakteristik wirausahawan sukses dengan n
arc tinggi akan meberikan pedoman bagi analisa diri sendiri.
1.
Kemampuan Inovatif
Inovasi memerlukan
pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang
ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur
produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
2.
Toleransi terhadap Kemenduaan
Ini berarti
kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa
diprediksi. Karateristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi
berasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada,
bergantung pada kemampuan seseorang, dan secara total terserap dalam proses.
Orang-orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari
situasi yang tidak berbentuk.
3.
Keinginan untuk Berprestasi
Keinginan untuk
berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewirausahawan. Hal ini
menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah didalam
mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4.
Kemampuan Perencanaan Realistis
Menetapkan tujuan
yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis,
tujuan diterapkan sesuai dengan n Arc dari
wirausahawan.
5.
Kepemimpinan Terorientasi kepada Tujuan
Wirausahawan
membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan n
Arc yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan
kerja serta bawahan mereka kearah tujuan yang ditetapkan. Semua usaha dalam
organisasi dipusatkan untuk mecapai tujuan utama organisasi tersebut.
6.
Obyektivitas
Wirausahawan
obyektif didalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahawannya dengan
cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajari,
dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada
fakta-fakta yang memadai untuk mendefinisikan situasi sepenuhnya, mereka
meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya pada kemampuan mereka didalam
mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
7.
Tanggung Jawab Pribadi
Wirausahawan
memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan
bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
8.
Kemampuan Beradaptasi
Para wirausahawan
mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika
wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan,
mereka tidak menyerah namun menilai situasi secara objektif, merumuskan
rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut,
dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh
wirausahawan.
9.
Kemampuan sebagai Pengorganisasian dan
Administrator
Wirausahawan
memiliki kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan
mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai
kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan
efisien. Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal-hal rutin dan akan
melakukan pekerjaan dengan baik jika meninggalkan rutinitas kepada orang lain.
Kekuatan mereka sebagai administrator terletak pada kemampuan mereka melihat
kedepan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.
McClelland
mengemukakan tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi.
Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk berprestasi, n Arc; kebutuhan
berafiliasi, n Afill; dan kebutuhan untuk berkuasa, n Pow. Kebutuhan berafiliasi
adalah kebutuhan untuk membentuk hubungan yang hangat dan bersahabat dengan
orang lain yaitu keinginan untuk diterima dan disukai. Kebutuhan untuk berkuasa
menguraikan keinginan untuk mengendalikan cara-cara mempengaruhi orang lain,
keinginan untuk mendominasi, untuk meyakinkan orang lain tentang kebenaran dari
superioritas orang lain. Contoh kebutuhan untuk berprestasi yaitu seorang
wirausahawan tentu ingin usahanya meraih suatu tingkat pencapaian tertentu dan
tidak menjadi usaha yang hanya biasa-biasa saja, misalnya mendapatkan prestasi
atau penghargaan top brand award atau best seller record, atau
penghargaan-penghargaan lainnya dari berbagai instansi terkait yang menunjukkan
bahwa usaha tersebut memiliki prestasi yang tinggi dan bukan sekedar usaha yang
biasa-biasa saja. Contoh kebutuhan untuk berafiliasi yaitu suatu usaha tidak
dapat 100% benar-benar berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya. Dalam
berbagai segi bisnis, dibutuhkan rekan atau mitra yang dapat diandalkan untuk
menjalankan usaha, dimana mitra usaha ini dapat berupa supplier, distributor,
agen, penanam modal, dan lain-lain. Kebutuhan suatu usaha untuk bekerja sama
dan berhubungan dengan mitra usahanya ini merupakan contoh kebutuhan untuk berafiliasi.
Koneksi yang luas merupakan salah satu hal penting yang perlu dimiliki oleh
seorang wirausahawan. Contoh kebutuhan untuk berkuasa yaitu seorang
wirausahawan tentunya ingin menguasai pasar. Selain itu, ada keinginan dari
diri sendiri untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain, yaitu memiliki
usaha sendiri dan memimpin sejumlah orang atau karyawan. Hal ini secara tidak
langsung menunjukkan bahwa seorang wirausahawan memiliki kebutuhan untuk
berkuasam, yaitu ingin memimpin, bukannya dipimpin.
Banyak
peluang didalam mengeidentifikasi hal baru dan lebih baik untuk dikerjakan dan
cara baru dan lebih baik didalam mengerjakan sesuatu. Wirausahawan adalah orang
yang mencari dan melihat peluang yang tersembunyi dengan gagasan baru, kemudian
bekerja keras merubah peluang menjadi kenyataan. Para wirausahawan mempunyai
rasa ingin tahu yang besar dan senantiasa menyimpan informasi yang menarik
minat dalam ingatan mereka. Terdapat dua jenis kesadaran yang memaksa
penelusuran peluang venture baru, yaitu kesadaran yang tercermin dalam
orientasi eksternal dan yang tercermin dalam orientasi internal. Keingintahuan
dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang orientasi eksternal. Para
wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan baru tersebut
adalah:
1. Konsumen
Wirausahawan harus selalu
memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberi kesempatan
kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka.
2. Perusahaan
yang Sudah Ada
Wirausahawan
harus selalumemperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki
penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk peluang baru.
3. Saluran
Distribusi
Merupakan
sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan
pasar.
4. Pemerintah
Merupakan
sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak
paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu
peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu
gagasan tentang usaha baru.
5. Penelitian
dan Pengembangan.
Merupakan
suatu kegiatan yang sering menemukan atau menghasilkan suatu gagasan produk
baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.
Analisa
pulang pokok umumnya terdiri atas refleksi, pembahasan, pertimbangan, dan
pembuatan keputusan relatif terhadap tujuh unsur pokok. Masing-masing unsur dan
definisinya adalah sebagai berikut:
1. Biaya
tetap adalah pengeluaran yang dikeluarkan tanpa melihat jumlah produk yang
dihasilkan.
2. Biaya
variabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang
dihasilkan
3. Biaya
total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan
produksi.
4. Pendapatan
total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan
produk.
5. Keuntungan
adalah jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang
yang dijual.
6. Kerugian
adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang
diperoleh dari perjualan barang tersebut.
7. Titik
pulang pokok adalah pendapatan total sama dengan biaya totalnya, artinya
perusahaan hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi
biaya-biayanya, dimana perusahaan tidak untung tidak rugi.
Wirausahawan
harus terampil dalam strategi dan perencanaan, agar bisnis bisa langgeng.
Wirausahawan harus juga menguasai semua peraturan dan ketentuan dalam dunia
usah. Sebelum menejalankan usaha, wirausahawan haruslah memiliki bentuk hukum
yang paling sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan bisnisnya. Rencana wirausahawan
haruslah mempertimbangkan berbagai ketentuan hukum yang berbeda satu sama lain,
yang mengatur jalannya bisnis. Untuk memilih bentuk hukum dari bisnis,
pertama-tama haruslah mengetahui alternatif yang ada. Terdapat tiga bentuk
dasar dari organisasi perusahaan , yaitu kepemilikan tunggal, kongsi, dan
perseroan. Masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian sendiri. Jenis
organisasi bisnis yang dipilih wirausahawan akan menentukan pola hubungan
wirausahawan berbagai badan pemerintah.
1. Pemilikan
Tunggal
Pemilikan tunggal atau firma
merupakan bentuk organisasi bisnis kecil yang paling umum. Perusahaan dimiliki
dan dijalankan oleh satu orang. Menjadi seorang pemilik tunggal, wirausahawan
hanya memerlukan ijin dan mendaftar untuk nisa memulai uasaha.
Keuntungan-keuntungan dari pemilikan tunggal anatara lain adalah sebagai
berikut:
a. Organisasi
informal sudah cukup, dan kewajiban-kewajiban hukum yang harus dipenuhi hanya
sedikit, dan biasanya tidak semahal seperti membentuk sebuah kongsi atau PT.
b.
Pemilik
tidak perlu membagi laba dengan siapapun.
c. Tidak
perlu berkonsultasi dengan sesama pemilik atau rekanan sehingga seorang pemilik
tunggal mempunyai kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya.
d. Pemilik
dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan
manajemen sehari-hari.
e.
Pemilik
tunggal biasanya bebas dari pengawasan pemerintah dan perpajakan khusus.
Kerugian-kerugian yang diakibatkan dari pemilikan
tunggal adalah sebagai berikut:
a. Pemilik
tunggal memiliki kewajiban tidak terbatas dan bertanggung jawab atas seluruh hutang
perusahaan.
b.
Modal
yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya.
c.
Sukar
mendapatkan biaya jangka panjang.
2.
Kongsi
Kongsi
dapat dirumuskan sebagai sebuah asosiasi dari dua orang atau lebih yang
bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian dari
kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan sumbangan masing-masing rekanan
kepada bisnis dan peran dari setiap partner didalamnya. Beberapa ciri dari
kongsi yang membedakan dari bentuk organisasi lain adalah umur yang terbatas
dari kongsi, kewajiban tak terbatas dari salah seorang rekanan, pemilikan
bersama dari harta, kut serta dalam manajemen dan pembagian laba dalam kongsi.
Keuntungan-keuntungan dari bentuk kongsi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran
lebih sedikit dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan dalam pendirian
sebuah perseroan.
b. Para rekanan lebih bermotivasi untuk
menerapkan kemampuan mereka sebaik-baiknya karena mereka ikut mendapatkan laba.
c. Para kongsi sering kali lebih mudah
mendapatkan modal yang lebih besar dan mempunyai keterampilan yang lebih luas
dibandingkan sebuah kepemilikan tunggal.
d. Pengambilan keputusan dalam sebuah kongsi
lebih luwes dari pada dalam sebuah perseroan.
Kerugian-kerugian
yang diakibatkan dari sebuah kongsi adalah sebagai berikut:
a. Terdapat kewajiban tak terbatas, paling
sedikit bagi seorang rekanan.
b. Kongsi akan berakhir kapan saja seorang
rekanan meninggal atau menginginkan pembubaran kongsi.
c. Kongsi relatoh lebih sukar untuk
memperoleh modal dalam jumlah besar, terutama untuk pembiayaan jangka panjang
dibandingkan dengan perseroan.
d. Rekanan merupakan agen bisnis dan tindakan
mereka mengikat rekanan-rekanan lain maupun bisnis itu.
e.
Kepentingan pribadi seorang rekanan sukar
dihapuskan.
3. Perseroan
Perseroan dapat dirumuskan sebagai
suatu diri buatan, tidak terlihat, tidak terwujud, dan hanya ada menurut hukum.
Dengan kata lain, perseroan merupakan sebuah badan hukum dan mempunyai
identitas yang terpisah dari para pemiliknya. Sebuah perseroan biasanya
terbentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan pemerintah dan harus menurut hukum
dagang serta peraturan peraturan pemerintah pusat ataupun daerah yang
berbeda-beda. Prosedur yang biasanya harus diikuti dalam mendirikan sebuah
perseroan terbatas adalah pertama-tama bahwa harus ditentukan jumlah saham dan
pembagian-pembagiannya serta harus dibentuk sebuah organisasi sementara,
selanjutnya harus diperoleh persetujuan dari pemerintah. Persetujuan dari
pemerintah ini harus dalam bentuk suatu akte pendirian untuk perseroan itu yang
menyatakan kekuasaan dan keterbatasan dari suatu perusahaan tersebut.
Keuntungan-keuntungan dari sebuah perseroan antara lain sebagai berikut:
a. Kewajiban pemilik saham terbatas pada
jumlah saham, biasanya sesuai dengan jumlah investasi si pemegang saham.
b.
Pemilikan dengan mudah dapat dipindahkan
dari satu orang ke orang lain.
c.
Perseroan mempunyai ekstensi hukum yang
terpisah.
d.
Eksistensi perseroan relatif lebih stabil
dan lebih permanen.
e. Pemilik mendelegasikan kekuasaan kepada
manajer profesional yang merupakan spesialis.
f.
Perseroan sanggup menggaji spesialis
Kerugian-kerugian
yang diakibatkan dari sebuah perseroan adalah sebagai berikut:
a.
Kegiatan-kegiatannya dibatasi oleh akta
pendirian dan berbagai hukum atau perundang-undangan.
b. Banyak peraturan pemerintah yang harus
diperhatikandan perseroan harus membayar banyak dari labanya kepada
instansi-instansi pemerintah.
c.
Memakan lebih banyak biaya dari pada
membentuk sebuah kongsi.
d.
Terdapat pajak-pajak yang lebih besar
karena adanya berbagai instansi pemerintah.
Untuk menyediakan sumber
daya manusia yang tepat pada organisasi kewirausahawan ketika berbagai posisi
menjadi terbuka atau lowong, manajer hendaknya mengikuti empat langkah yang
berurutan berikut ini:
1. Pengrkrutan
2. Seleksi
3. Pelatihan
4. Penilaian
hasil kerja
Langkah
pokok kedua yang terlibat dalam penyedian sumber daya manusia yang tepat bagi
organisasi kewirausahawan adalah seleksi. Seleksi adalah pemilihan individu
untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Dengan ini,
seleksi bergantung pada dan menyertai penarikan
tenaga kerja. Proses seleksi biasanya diwakili oleh serangkaian tahap
melalui mana calon tenaga kerja harus melewatinya untuk bisa disewa. Tiap tahap
yang berurutan mengurangi kelompok total dari calon tenaga kerja samapi
akhirnya satu individu bisa disewa. Berikut ini adalah tahap-tahap dari proses
seleksi:
1.
Penyaringan pendahuluan dari rekaman,
berkas data, dan lain-lain
2.
Wawancara pendahuluan
3.
Tes kecerdasan
4.
Tes bakat
5.
Tes kepribadian
6.
Rujukan prestasi
7.
Wawancara dianostik
8.
Pemeriksaan kesehatan
9.
Penilaian pribadi
SUMBER:
Wiratmo, Masykur. 1994.
Kewirausahawan. Jakarta: Universitas Gundarma.
http://ediharukaze.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-kewirausahaan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar