Senin, 27 Juni 2016

ETIKA PROFESI (STANDAR TEKNIK DAN MANAJEMEN)

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI BUDAYA KUALITAS PERUSAHAAN
(STUDI KASUS PT. OTSUKA INDONESIA MALANG)


            Upaya untuk meningkatkan kinerja dalam menghadapi tantangan persaingan kompetitif dapat melalui perbaikan berkelanjutan yang terfokus pada konsumen. Perbaikan yang dilakukan meliputi keseluruhan aktivitas organisasi yang penekanannya kepada fleksibilitas dan kualitas. Oleh karena itu, kualitas dan pengelolaannya dikaitkan dengan perbaikan berkelanjutan dilakukan oleh banyak perusahaan dalam mendorong peningkatan pangsa pasar. Pengelolaan usaha yang terfokus pada fleksibilitas dan kualitas dengan wawasan global dapat tercermin dari sistem manajemen mutu yang dijalankan oleh organisasi bisnis.
            PT. OTSUKA INDONESIA sebagai perusahaan farmasi, alat kesehatan dan makanan kesehatan telah lama menerapkan sistem manajemen mutu ISO sebagai komitmen perusahaan untuk menjaga kualitas produknya. Sistem manajemen mutu PT. OTSUKA INDONESIA diterapakan dari proses awal,  mulai proses  pemilihan  supplier,  bahan  awal,  proses poduksi, pengujian, produk jadi, distrubusi dan bahkan ketika produk sampai ditangan pelanggan. Perusahaan sesuai dengan misinya menyediakan produk yang berkualitas tinggi dan handal. Setelah adanya penerapan sistem manajemen mutu ISO di PT. OTSUKA INDONESIA, maka perusahaan melakukan penilaian kinerja kayawan akibat penerapan sistem manajemen mutu ISO diperlukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian antara rencana kerja yang ditetapkan dengan hasil kerja.
         Pengambilan data penelitian dilakukan melalui langkah penentuan sampel dari populasi penelitian dengan mengacak nomor induk pegawai masing-masing departemen di lingkungan PT. OTSUKA INDONESIA di Malang. Sampel sebanyak 110 pegawai yang terpilih diwawancara face-to face dan sekaligus diberikan kuesioner untuk mendapatkan persepsi karyawan terhadap indikator variabel penelitian yang digunakan. Pengukuran persepsi ini dilakukan dengan menggunakan skala likert (skala 1 yang menyatakan persepsi sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 untuk menyatakan persepsi sangat setuju) terhadap setiap pernyataan dalam kuesioner.
         Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 meliputi perencanaan sertifikasi, komitmen organisasi, dan penerapan prosedur, memiliki persepsi yang beragam dari karyawan responden, dimana perencanaan sertifikasi memiliki persepsi yang sangat baik dibandingkan dengan dua variabel lainnya. Sehingga penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 mampu meningkatkan kinerja karyawan secara signifikan melalui budaya kualitas perusahaan sebagai mediasinya. Budaya  kualitas  memiliki  persepsi  yang  baik, namun untuk dua indikator pembentuknya, yaitu empowerment dan involvement, serta quality improvement teamwork masih memiliki persepsi yang rendah dari karyawan. Kinerja karyawan memiliki persepsi yang baik oleh   karyawan   responden   dengan   indikator kualitas training dipersepsikan sangat baik.

SUMBER: http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/2053.pdf