- Pengertian cinta kasih
Cinta
adalah rasa sangat suka atau sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih adalah
perasaan sayang atau cinta atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih adalah
perasaan suka kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasihan.
Pengertian
tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang
berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki
3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan.
-Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya
bersama orang yang dicintai, segala prioritas
hanya untuk dia.
-Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukkan bahwa
tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti
sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir,
tidak saling menyimpan rahasia, dst.
-Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh
atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium,
merangkul, dsb.
Selain pengertian yang dikemukakan oleh Dr.
Sarlito, lain halnya pengertian cinta yang dikemukakan oleh Dr. Abdullah Nasih
Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati
yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya
dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.
- Cinta menurut ajaran agama
- Cinta Diri
Cinta
diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap
dirinya sendiri ini kecenderungannya untuk
menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya dan menghindari diri dari segala sesuatu
yang membahayakan kesalahan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammd SAW bahwa seandainya beliau
mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau
akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
- Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh
kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya
yang terus menurus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang
diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak
berlebih-lebihan dalam cintanya kepada
diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala- gejala itu.
- Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah
yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara
suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup
keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS. Ar-Rum, 30:21). Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual terbentuk keluarga.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS. Ar-Rum, 30:21). Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual terbentuk keluarga.
- Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak
terjalin oleh iktan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan
anak-ankanya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan,
melaikan dorongan psikis. Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam
kasih nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia
memanggilnya dengan penuh rasa cinta. Kasih sayang, dan belas kasihan, untuk
naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“Dan nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, Hai anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84).
“Dan nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, Hai anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84).
- Cinta Kepada Rasul
Cinta kepad rasul yang ditulis Allah sebagai rahmah bagi
seluruh alam semesta, menduduki peringkt ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini
karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku,
moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
- Kasih sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia
karangan W.J.S.Poerwardarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau
perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari
masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling
percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduaanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh.
Kasih sayang merupakan dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lebih dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebalikya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Kasih sayang merupakan dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lebih dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebalikya. Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap
anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya dan si anak
menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak
menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat,
minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
b. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
c. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
d. Orang tua bersifat aktif, si anak
bersifat aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
- Kemesraan
Kemesran berasal dari kata mesra yang artinya
perasaan simpati yang akrab. Jadi kemesraan
bisa diartikan sebagai hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang
sudah berubah tangga. Kemesraan pada dasarnya merupakan
perwujudan kasih sayang mendalam. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan
orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
- Belas Kasih
Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas emosional
empati dan simpati untuk
penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan
landasan keterkaitan sosial
yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian
.Dalam surat Al –Qolam ayat 4,” maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas
kasihan adalah perbuatan orang
yang berbudi. Sedangkan orang yang
berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.”
Perbuatan atau sifat
menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi
belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang
berbudi dan terpujilah
oleh Allah SWT.
- Cinta kasih erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antara
orang-orang yan sama-sama sebanding. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih
tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna.
Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif bukan uiversal.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman
yang eksplosif berupa jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih
dahulu pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya
hanyalah sementara saja. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu
terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual.
Keinginan
seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu
fisis belaka, untuk meredakan ketegagan yang menyakitkan. Keinginan seksual
dengan udah dapat dicampuri oleh tiap-tiap perasaan yang mendalam, sedangkan
cinta kasih merupakan satu diantaranya. Cinta kasih dapat merangsang keinginan
untukbersatu secara seksual. Daya tarik seksual untuk sementara waktu
menimbulkan khayalan penyatuan.
Dalam cinta
kasih erotis terdapat ekslusivitas yangtidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Sering kita jumpai sepasang orang-orang
yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang
lainnya. Cinta kasih mereka sebenarnya merupakan egoisme dua orang, mereka
adalah dua orang yang saling menemukan kesamaan. Cinta kasih erotis
mengeksklusifkan cinta kasih terhadap orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi
erotis dan keikutsertaan dengan semua aspek kehidupan orang-orang lain, tapi
bukan dalam arti cinta kasih yang mendalam.
Cinta kasih
erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa
seseorag sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam
dalamnya. Hal ini memang merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan
tradisional yang kedua mempelainya tidak pernah meiliki jodohnya sendiri. Dalam
kebudayaan barat/zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama
sekali. Ada pula orang yang memandang bahwa faktor yang penting di dalam cinta
kasih erotis itu adalah keinginan.
Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih
erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih
erotis itu tidak lain daripada perbuatan kemauan. Oleh karena itu, gagasan
bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamnya, merupakan gagasan bahwa hubungan semacam itu, didalam
keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar