PENGARUH SISTEM MANAJEMEN
MUTU ISO TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI BUDAYA KUALITAS
PERUSAHAAN
(STUDI KASUS PT. OTSUKA
INDONESIA MALANG)
Upaya untuk meningkatkan kinerja dalam menghadapi
tantangan persaingan kompetitif dapat melalui perbaikan berkelanjutan
yang terfokus pada konsumen. Perbaikan yang dilakukan meliputi keseluruhan aktivitas
organisasi yang penekanannya kepada fleksibilitas dan kualitas. Oleh karena itu,
kualitas dan pengelolaannya dikaitkan dengan perbaikan berkelanjutan dilakukan oleh
banyak perusahaan dalam mendorong peningkatan pangsa pasar. Pengelolaan
usaha yang terfokus pada fleksibilitas dan kualitas dengan wawasan global dapat
tercermin dari sistem manajemen mutu
yang dijalankan oleh organisasi bisnis.
PT.
OTSUKA INDONESIA sebagai perusahaan farmasi, alat kesehatan dan makanan kesehatan
telah lama menerapkan sistem manajemen mutu ISO sebagai komitmen perusahaan untuk
menjaga kualitas produknya. Sistem manajemen mutu PT. OTSUKA INDONESIA diterapakan
dari proses awal, mulai proses pemilihan supplier, bahan awal,
proses poduksi, pengujian, produk
jadi, distrubusi dan bahkan ketika produk sampai ditangan pelanggan. Perusahaan
sesuai dengan misinya menyediakan produk yang berkualitas tinggi dan handal. Setelah adanya penerapan sistem manajemen mutu ISO
di PT. OTSUKA INDONESIA, maka perusahaan melakukan penilaian kinerja kayawan
akibat penerapan sistem manajemen
mutu
ISO diperlukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian
antara rencana kerja yang ditetapkan dengan hasil kerja.
Pengambilan data penelitian
dilakukan melalui langkah penentuan
sampel dari populasi
penelitian dengan mengacak
nomor induk pegawai masing-masing departemen di lingkungan PT. OTSUKA
INDONESIA di Malang. Sampel sebanyak
110 pegawai yang terpilih diwawancara face-to
face dan sekaligus diberikan kuesioner untuk mendapatkan persepsi
karyawan terhadap indikator variabel penelitian yang
digunakan. Pengukuran persepsi ini dilakukan dengan
menggunakan skala likert (skala 1 yang menyatakan
persepsi sangat tidak
setuju sampai dengan skala 5
untuk
menyatakan
persepsi sangat setuju) terhadap setiap pernyataan dalam kuesioner.
Berdasarkan
hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001 meliputi perencanaan sertifikasi, komitmen organisasi, dan penerapan
prosedur, memiliki persepsi yang beragam dari karyawan responden, dimana perencanaan
sertifikasi memiliki persepsi yang sangat baik dibandingkan dengan dua variabel
lainnya. Sehingga penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001 mampu meningkatkan kinerja karyawan
secara signifikan melalui budaya kualitas perusahaan sebagai mediasinya. Budaya
kualitas memiliki persepsi yang baik,
namun untuk dua indikator pembentuknya, yaitu empowerment dan involvement,
serta quality improvement teamwork masih memiliki persepsi yang rendah dari karyawan.
Kinerja karyawan memiliki persepsi yang baik oleh karyawan responden dengan indikator kualitas training dipersepsikan
sangat baik.
SUMBER: http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/2053.pdf